Teori Rasional Komprehensif
Teori pengambilan keputusan yang paling
dikenal dan mungkin pula yang banyak diterima oleh kalangan luas ialah
teori rasional komprehensif.
Unsur-unsur utama dari teori ini dapat dikemukakan sebagai berikut :
- Pembuat keputusan dihadapkan pada.suatu masalah tertentu yang dapat dibedakan dari masalah-masalah lain atau setidaknya dinilai sebagai masalah-masalah yang dapat diperbandingkan satu sama lain.
- Tujuan-tujuan, nilai-nilai, atau sasaran yang mempedomani pembuat keputusan amat jelas dan dapat ditetapkan rangkingnya sesuai dengan urutan kePentingannya.
- Pelbagai altenatif untuk memecahkan masalah tersebut diteliti secara saksama.
- Akibat-akibat (biaya dan manfaat) yang ditmbulkan oleh setiap altenatif yang dipilih diteliti.
Teori rasional komprehensif banyak
mendapatkan kritik dan kritik yang paling tajam berasal dari seorang
ahli Ekonomi dan Matematika Charles Lindblom (1965 , 1964′ 1959)’
Lindblom secara tegas menyatakan bahwa para pembuat keputusan itu
sebenarya tidaklah berhadapan dengan masalah-masalah yang konkrit dan
terumuskan dengan jelas.
Untuk konteks negara-negara sedang
berkembang, menurut R’s. Milne (1972), mode irasionar komprehensif ini
jelas tidak akan muduh diterapkan. Sebabnya ialah:
informasi/datastatistik tidak memadai ; tidak memadainya perangkat teori
yang siap pakai untuk kondisi- kondisi negara sedang berkembang ;
ekologi budaya di mana sistem pembuatan keputusan itu beroperasi juga
tidak mendukung birokrasi di negara sedang-berkembang umumnya dikenal
amat lemah dan tidak sanggup memasok unsur-unsur rasionar dalam
pengambilan keputusan.
Teori Inkremental
Teori inkremental dalam pengambilan
keputusan mencerminkan suatu teori pengambilan keputusan yang
menghindari banyak masalah yang harus dipertimbangkan (seperti daram
teori rasional komprehensif) dan, pada saat yang sama, merupakan teori
yang lebih banyak menggambarkan cara yang ditempuh oleh pejabat-pejabat
pemerintah dalam mengambil kepurusan sehari-hari.
Pokok-pokok teori inkremental ini dapat diuraikan sebagai berikut.
- Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis tindakan empiris yang diperlukan untuk mencapainya dipandang sebagai sesuatu hal yang saling terkait daripada sebagai sesuatu hal yang saling terpisah.
- Pembuat keputusan dianggap hanya mempertimbangkan beberapa altematif yang langsung berhubungan dengan pokok masalah dan altematif-alternatif ini hanya dipandang berbeda secara inkremental atau marginal bila dibandingkan dengan kebijaksanaan yang ada sekarang.
- Bagi tiap altematif hanya sejumlah kecil akibat-akibat yang mendasar saja yang akan dievaluasi.
- Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan akan didedifinisikan secara terarur. Pandangan inkrementalisme memberikan kemungkin untuk mempertimbangkan dan menyesuaikan tujuan dan sarana serta sarana dan tujuan sehingga menjadikan dampak dari masalah itu lebih dapat ditanggulangi.
Keputusan-keputusan dan
kebijaksanaan-kebijaksanaan pada hakikatnya merupakan produk dari saling
memberi dan menerima dan saling percaya di antara pelbagai pihak yang
terlibat dalam proses keputusan tersebut.
Dalam masyarakat yang strukturnya
majemuk paham lnkremental ini secara politis lebih aman karena akan
lebih gampang untuk mencapai kesepakatan apabila masalatr-masalah yang
diperdebatkan oleh pelbagai kelompok yang terlibat hanyalah bersifat
upaya untuk memodifikasi terhadap program-program yang sudah ada
daripada jika hal tersebut menyangkut isu-isu kebijaksanaan mengenai
perubahan-perubahan yang radikal yang memiliki sifat “ambil semua atau
tidak sama sekali”.
Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scanning Theory)
Penganjur teori ini adalah ahli
sosiologi organisasi Amitai Etzioni. Etzioni setuju terhadap
kritik-kritik para teoritisi inkremental yang diarahkan pada teori
rasional komprehensif, akan tetapi ia juga menunjukkan adanya beberapa
kelemahan yang terdapat pada teori inkremental.
Misalnya, keputusan-keputusan yang
dibuat oleh pembuat keputusan penganut model inkremental akan lebih
mewakili atau mencerminkan kepentingan-kepentingan dari
kelompok-kelompok yang kuat dan mapan serta kelompok-kelompok yang mampu
mengorganisasikan kepentingannya dalam masyarakat, sementara itu
kepentingan-kepentingan dari kelompok-kelompok yang lemah dan yang
secara politis tidak mampu mengorganisasikan kepentingannya praktis akan
terabaikan.
2. Model Preskriptif dan Deskriptif
Fisher mengemukakan bahwa pada hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:
- Model Preskriptif
- Model Deskriptif
Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas observasi
Disamping model-model diatas (model linier) terdapat pula model Spiral dimana satu anggota mengemukakan konsep dan anggota lain mengadakan reaksi setuju tidak setuju kemudian dikembangkan lebih lanjut atau dilakukan “revisi” dan seterusnya.
- Teknik-teknik Pengambilan Keputusan:
- Teknik Kreatif
- Brainstorming
Sumber
http://www.astaqauliyah.com/blog/read/6/teori-teori-pengambilan-keputusan.html
http://wahyudieko92.blog.com/model-proses-pengambilan-keputusan-tipe-tipe-proses-pengambilan-keputusan-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pemecahan-masalah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar