Laporan Keuangan PT. Gudang Garam Tbk Tahun 2014

Karina Febri Miranda - Blog Softskill

Sabtu, 21 November 2015

Permasalahan Perusahaan Seluler Berbasis CDMA



Flexi

Flexi, layanan CDMA dari Telkom adalah operator pertama yang memilih jalan untuk melikuidasi layanannya dan akan menjual sekitar 4000 BTS Telkom Flexi. Kalah pamor dari GSM Telkomsel, jumlah pelanggan yang merosot drastis, pendapatan menurun dan ekosistem CDMA tak kunjung berkembang adalah momok yang disandang Telkom Flexi.

Akibatnya, 11,6 juta pelanggan Flexi akan dipindahkan ke layanan GSM Telkomsel sebagai upaya dari Telkom Flexi.

StarOne

PT Indosat Tbk pun juga menutup dan menghapus StartOne sebagai layanan fixed wireless access (FWA) berbasis CDMA. Semula, StarOne memiliki jumlah pelanggan sekitar 300 ribu namun merosot drastis hingga hanya 3000 orang. Belum lagi layanan Fixed Wireless Access (FWA) CDMA kurang diminati oleh pengguna di Indonesia.

Seperti pelangan Flexi, pelanggan StarOne pun nantinya 3000 pelanggan itu juga akan dioper ke layanan GSM Indosat.

Esia

Bakrie Telecom, kondisinya lebih parah. Alih-alih membangun infrastruktur baru dan menambah jumlah pelanggan, operator tersebut justru mengurangi operasional sejumlah BTS-nya akibat diputus penyedia menara atau sebab lainnya. Pelanggannya pun terus mengalami penurunan. Pasalnya PT Bakrie Telecom Tbk (Esia) menanggung rugi sebesar Rp 1,5 triliun pada kuartal III 2013. Esia sepertinya juga memerlukan dewa penolong bagi bisnisnya untuk diakuisisi.


Hepi

Apakah Anda pelanggan Hepi ? Hepi adalah layanan milik Smartfen yang juga berbasis CDMA. Tak pernah terdengar kabarnya, Hepi pun muncul di permukaan justru untuk mengakhiri riwayat hidup layanannya. Malang benar nasib Hepi, punya frekuensi 800 MHz pun itu adalah kompensasi pemindahan Flexi dan StarOne ke pita 800 MHz.


Sebab Musibahnya

Di awal masuknya pada Desember 2002, teknologi seluler berbasis CDMA banyak dilirik operator besar, termasuk Telkom untuk layanan fixed wireless access (FWA). Pada saat itu, CDMA yang berasal dari AS dianggap lebih stabil dan lebih jernih daripada teknologi seluler yang berasal dari Eropa.

Menjelang habisnya 2013, bisnis telekomunikasi FWA meredup. Apalagi, teknologi CDMA yang sekarang dipakai sudah mentok dan tidak bersaing dengan perkembangan teknologi lainnya.

Dalam tataran global, CDMA memang kalah amor dengan GSM. Mungkin, hanya Jepang dan Korea sajalah yang masih setia dengan CDMA, mengingat mereka sendiri lah yang mengembangkan teknologi tersebut. Hanya, masalah interoperability dengan GSM atau 3G sampai LTE, mungkin masih terkendala.

Bila sudah demikian, maka regulator seharusnya memperhatikan fenomena matinya CDMA, terutama untuk keperluan penataan frekuensi ke depan, termasuk mengawasi tanggung jawab operator CDMA pada pelanggannya bila sesuai prediksi tahun depan, teknologi tersebut di shut down


Pendapat : Menurut pendapat saya teknologi seluler berbasis CDMA kurang di minati oleh masyarakat karena kurangnya perkembangan teknologi seluler berbasis CDMA. Seharusnya CDMA harus dikembangkan teknologinya agar dapat bersaing dengan teknologi GSM, seperti Negara Jepang dan Korea. Oleh karena itu pemassran CDMA di masyarakat menurun karena kurangnya peminat seluler berbasis CDMA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar